Kamis, 24 Maret 2016

Memperkirakan permintaan, Memprediksi kondisi pasar & Intervensi pemerintah

>>MEMPERKIRAKAN PERMINTAAN

Ramalan permintaan yang dibuat dengan baik akan memastikan Anda mempunyai cukup persediaan untuk periode penjualan selanjutnya. Peramalan dilakukan dengan melihat data penjualan di masa lampau untuk menentukan permintaan pelanggan di masa depan. Dengan ramalan permintaan yang akurat, pengoperasian bisnis Anda akan lebih efisien, layanan pelanggan akan lebih baik, dan waktu tenggang pembuatan atau pemesanan produk akan lebih singkat. Ramalan permintaan yang akurat akan membantu menghindari biaya operasional yang tinggi, pelayanan yang buruk, dan kurangnya persediaan.


Berikut ini adalah cara bagaimana memperkirakan permintaan pasar:


  • MENGUMPULKAN INFORMASI
  1. Targetkan produk-produk spesifik
  2. Tinjau rencana pemasaran anda
  3. Tinjaulah indikator kunci
  4. Pelajari Pasar anda
  5. Pelajari data penjualan bebarapa bulan sebelumnya
  6. Tentukan waktu tenggang produk
  • MENENTUKAN PENDEKATAN
  1. Cari tahu pendekatan apa yang akan anda gunakan
  2. Pertimbangan untuk mengambil pendekatan penilaian 
  3. Tentukan apakah anda perlu melakukan pendekatan eksperimental
  4. Pertimbangkan untuk menggunakan pendekatan sebab-akibat/kausal
  5. Hitunglah permintaan dengan pendekatan deret waktu
  • MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENILAIAN
  1. Bentuklah juri pendapat Eksekutif
  2. Buatlah komposit tenaga penjualan
  3. Pekerjakan ahli pasar individual
  4. Gunakan Metode Delphi. Pertama-tama, bentuklah panel ahli. Panel ahli diisi oleh sekelompok manajer, beberapa karyawan terpilih, atau ahli dalam industri. Mintalah mereka memperkirakan permintaan secara individual. Berikan kuesioner untuk mereka isi dalam dua putaran atau lebih. Setelah tiap putaran, sajikan temuan putaran sebelumnya secara anonim. Dorong para ahli untuk merevisi jawaban mereka dengan mempertimbangkan temuan sebelumnya. Tujuannya adalah pada akhirnya panel akan mulai menyepakati ramalan.
  • MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKSPERIMENTAL
  1. Lakukan survei pelanggan. Pelanggan adalah sumber terbaik untuk mengetahui permintaan untuk produk. 
  2. Lakukan Uji pemasaran
  3. Kumpulkan Panel Pelanggan
  4. Gunakan Data Panel penyaring
  • MENGGUNAKAN PERMINTAAN SEBAB-AKIBAT/KAUSAL
  1. Evaluasilah penjualan tahun lalu untuk menemukan tren bulanan atau musiman
  2. Lihatlah reaksi pelanggan
  3. Buatlah model siklus kehidupan
  4. Gunakan model simulasi
  • MENGGUNAKAN PENDEKATAN DERET WAKTU
  1. Gunakan metode rata-rata bergerak. Rumusnya adalah F4 = (D1 + D2 +D3) ÷ 4. Dalam persamaan ini, F melambangkan peramalan dan D berkaitan dengan bulan. Persamaan ini sesuai untuk permintaan yang stabil. Contoh, peramalan = 4.000 (Januari) + 6.000 (Februari) + 8.000 (Maret) ÷ 4 = 4.500.
  2. Tentukan rata-rata bergerak tertimbang. Jika permintaan Anda berfluktuasi, gunakan rumus ini karena mempertimbangkan variasi. Rumusnya adalah WMA 4 = (W x D1) + (W x D2) +(W x D3). WMA adalah rata-rata bergerak tertimbang (weighted moving average). D adalah permintaan dan angka yang berkaitan dengan bulan. W adalah konstan tertimbang yang biasanya merupakan angka antara 1 dan 10 dan didasarkan pada riwayat permintaan lampau.Misalnya, WMA = (4 x 100) + (4 x 250) + (4 x 300) = 2.600. Gunakan angka konstan tertimbang yang lebih besar untuk data yang lebih baru dan angka yang lebih kecil untuk data yang lebih lama. Ini karena data yang lebih baru memiliki pengaruh yang lebih kuat pada peramalan.
  3. Tentukan penghalusan eksponensial. Teknik ini adalah metode pencarian rata-rata yang mempertimbangkan perubahan baru dalam permintaan dengan menggunakan konstan penghalusan untuk data yang paling baru. Teknik ini sesuai jika fluktuasi yang baru terjadi dikarenakan adanya perubahan aktual seperti pola musiman (hari raya), bukan perubahan acak. Carilah ramalan periode sebelumnya. Data ini dilambangkan dengan Ft dalam rumus. Kemudian, cari permintaan aktual untuk produk selama periode waktu itu, dilambangkan dengan At-1 dalam rumus. Tentukan bobot yang diberikan. Ini dilambangkan dengan W dalam rumus. Angkanya berkisar antara 1 dan 10. Gunakan angka yang lebih rendah untuk data yang lebih lama. Masukkan data Anda ke dalam rumus Ft = Ft-1 + W x (At-1 – Ft-1). Contoh, Ft = 500 + 4(W) x (590 - 500) = 504 x 90 = 45.360.
  • MERAMALKAN PERMINTAAN
  1. Kumpulkan temuan anda
  2. Lakukan analisis hasil
  3. Tampilkan dan diskusikan ramalan Anda
  4. Pantau ramalan Anda dan lakukan modifikasi jika perlu

>>MEMAHAMI KONDISI PASAR

Dalam pengertian yang sederhana, pasar diartikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk (barang) atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Sedangkan dalam strukturnya, pasar di golongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Pasar persaingan sempurna. yaitu jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.

2. Pasar persaingan tidak sempurna. yang mana terdiri dari:
  • Pasar monopoli: Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
  • Pasar oligopoli: Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
  • Pasar duopoli: Memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli, namun pada Pasar duopoli hanya ada dua perusahaan.
  • Pasar persaingan monopolistik: Bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
  • Pasar monopsoni: Jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli.
  • Pasar oligopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen.

Bagaimana dengan Pasar Uang ?
Pasar uang termasuk dalam struktur pasar persaingan sempurna, karena harga dalam pasar uang merupakan pertemuan antara supply dan demand. Disamping itu, pelaku di pasar uang secara simultan bisa berperan sebagai pembeli sekaligus penjual. Beberapa pelaku pasar diantaranya adalah bank, lembaga pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan besar, dan trader individu. 

Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor, hutang luar negeri. Pasar uang (money market) di indonesia masih relatif baru jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun dalam perkembangan dunia sekarang ini, pasar uang di Indonesia juga ikut berkembang walaupun tidak seramai perkembangan pasar modal (capital market).

Sementara antara pasar uang dan pasar modal terdapat perbedaan yang dapat dilihat dari jangka waktu instrument yang diperjualbelikan, tempat penjualan, serta tujuan dari penjual dan pembeli di kedua pasar tersebut.

Perbedaan pertama adalah instrument yang diperjualbelikan. Jika di dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti saham atau obligasi, di pasar uang yang ditradingkan adalah surat berharga yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun seperti, Commercial Paper, Call Money, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang atau Banker’s Accepted.

Kemudian jika dilihat dari segi pasar tempat diperjualbelikannya surat-surat berharga tersebut juga berbeda. Misalnya dalam jual beli pasar modal para penjual dan pembeli dapat bertemu di suatu tempat tertentu seperti bursa efek. Sementara itu pasar uang bersifat abstrak, artinya penjualan dan pembelian surat-surat tersebut tidak dilakukan di tempat tertentu, melainkan via sarana elektronik seperti telepon, fax atau telex.

Perbedaan lainnya dapat dilihat dari tujuan para penjual atau pihak yang mengeluarkan surat-surat berharga tersebut. Dalam pasar uang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan modal jangka pendek, sedangkan di dalam pasar modal lebih di tekankan kepada tujuan investasi atau untuk ekspansi perusahaan. Bagi investor dengan membeli surat-surat berharga di pasar uang tujuannya adalah untuk mencari keuntungan semata dan di dalam pasar modal disamping keuntungan juga untuk penguasaan perusahaan.

>>Intervensi Pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi


Tujuan akhir kebijakan ekonomi sebuah negara adalah meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintahan yang baik adalah yang mampu memfokuskan pada pemenuhan kesejahteraan yang adil dan merata. Pemenuhan kesejahteraan yang adil dan merata hanya dapat dicapai dengan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan disertai dengan stabilitas ekonomi yang mantap. Pembangunan ekonomi jelas sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara. Oleh karena itu pembangunan ekonomi yang disertai dengan suatu kebijakan tentunya bertujuan untuk mengubah kondisi suatu negara ke arah yang lebih baik.
Secara konsepsional, pasar yang dapat berjalan secara sempurna merupakan cara yang paling ideal untuk mencapai tujuan-tujuan normatif yaitu kemakmuran rakyat sebagaimana dicita-citakan. Namun demikian, pasar yang sempurna (market perfection) jarang ditemukan. Yang terjadi justru ketidaksempurnaan pasar (market imperfection). Akibatnya, konsentrasi ekonomi berada pada kelompok usaha besar, seperti akses terhadap teknologi, permodalan, informasi, dan SDM yang bermutu. Kondisi seperti itu menyebabkan mekanisme pasar tidak berjalan secara sempurna, yang cenderung merugikan rakyat banyak, baik dalam aspek efisiensi maupun keadilan. Usaha besar terus menikmati kesempatan-kesempatan mewah yang bersumber dari ketidaksempurnaan pasar maupun yang berasal dari keunggulan-keunggulan dalam aspek penguasaan modal, teknologi, dan profesionalisme SDM.
Adapun definisi kebijakan adalah seperangkat keputusan untuk menghadapi situasi tertentu, yang dijiwai oleh nilai-nilai, sikap atau anutan tertentu, dengan kelengkapan ketentuan tentang tujuan, cara dan sarana kegiatan untuk mencapainya. Sedangkan implikasi pengertian kebijakan publik adalah :
  1. bahwa kebijakan tersebut adalah kebijakan negara atau pemerintah, berupa pilihan pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan
  2. bahwa kebijakan publik bertujuan mengatasi situasi tertentu bermakna “demi kepentingan publik memperbaiki kualitas kehidupan dan penghidupan publik atau masyarakat (adil, makmur dan sejahtera)”
  3. bahwa kebijakan tersebut memandu tindakan atau pola tindakan pejabat pemerintah
  4. bahwa kebijakan publik didasarkan atau selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undangan dan bersifat otoritatif (dikeluarkan badan yang secara sah diberi otorita atau kewenangan)
Dalam pengertian operasional, yang dimaksud dengan kebijakan adalah intervensi (campur tangan) atau tindakan tertentu dari pemerintah yang dirancang untuk mencapai suatu hasil tertentu (yang diharapkan) khususnya dalam bidang ekonomi. Posisi kebijakan dipengaruhi oleh tujuan yang hendak dicapai dengan memberikan dampak pengaruh melalui proses intervensi (campur tangan) yang dilakukan Sedangkan tujuan utama dari suatu kebijakan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) tindakan kebijakan (policy actions) yang paling mendasar, yaitu:
  1. Regulasi (regulation): merupakan tindakan kebijakan yang bersifat penetapan pengaturan (regulatory), dengan tujuan utamanya adalah membuat ketentuan dan batasan dalam konteks bidang/isu yang diatur.
  2. Deregulasi (deregulation): merupakan tindakan kebijakan yang bersifat penetapan pengaturan (regulatory), dengan tujuan utamanya adalah membuat penghapusan atau pelonggaran ketentuan dan batasan tertentu (atau hal-hal yang sebelumnya dinilai membatasi) dalam konteks bidang/isu yang diatur.
  3. Insentif (incentives/rewards): merupakan tindakan kebijakan yang pada dasarnya bukan bersifat penetapan pengaturan (non-regulatory), dengan tujuan utamanya adalah merangsang, mendorong atau mempercepat proses tertentu atau pencapaian hal tertentu dengan memberikan suatu bentuk rangsangan atau imbalan tertentu dalam konteks bidang/isu tertentu.
  4. Penyediaan infrastruktur (infrastructure provisions): merupakan tindakan kebijakan yang pada dasarnya bukan bersifat penetapan pengaturan (non-regulatory), dengan tujuan utamanya adalah memberikan/menyediakan hal tertentu yang biasanya bersifat infrastruktural dan barang publik (public goods) dalam konteks bidang/isu tertentu.
  5. Informasi/pedoman (information/guidance): merupakan tindakan kebijakan yang pada dasarnya bukan bersifat penetapan pengaturan (non-regulatory), dengan tujuan utamanya adalah memberikan/menyediakan dan menyampaikan hal tertentu yang berupa informasi atau berfungsi sebagai pedoman (panduan) spesifik dalam konteks bidang/isu tertentu.6. Pengaruh (influence): merupakan tindakan kebijakan yang pada dasarnya bukan bersifat penetapan pengaturan (non-regulatory), dengan tujuan utamanya adalah mempengaruhi, atau mendorong terjadinya perubahan atau membantu proses perubahan pada pihak tertentu (atau masyarakat umum) dalam konteks bidang/isu tertentu.
Melalui teorinya Adam Smith mengemukakan bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan berjalan sendiri-sendiri menyesuaikan diri menuju ke keseimbangan menurut mekanisme pasar. Tarik-menarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the invisible hand”, sehingga dengan demikian tidak memerlukan begitu banyak campur tangan pemerintah. Maka menurut Adam Smith peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu :
  1. Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan
  2. Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan
  3. Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta seperti halnya dengan jalan, dam-dam, dan sebagainya.
Sesuai perkembangan dan kemajuan akibat semakin majunya teknologi dan banyaknya penemuan-penemuan baru serta semakin terbukanya perekonomian antar negara, menyebabkan begitu banyak kepentingan yang saling terkait dan berbenturan. Hal ini menyebabkan peran pemerintah semakin dibutuhkan dalam mengatur jalannya sistem perekonomian, karena tidak sepenuhnya semua bidang perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta. Dengan demikian dalam sistem perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
  1. Peranan Alokasi.
  2. Peranan Distribusi
  3. Peranan Stabilisasi
Dari sini kita kembali melihat, bahwa pemerintah memainkan peranan positif dan konstruktif dalam suatu kebijakan, terutama dalam sektor perekonomian. Campur tangan pemerintah dalam suatu kebijakan perekonomian yang vital dapat dipandang sebagai salah satu  keharusan jika sudah menyangkut kepentingan umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar